IPAL Komunal di Bandung Berfungsi Jadi Balai Pertemuan Warga

IPAL Komunal di Bandung Berfungsi Jadi Balai Pertemuan Warga

Warga Sukuplama RT 4 RW1, Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, kini memiliki balai pertemuan. Uniknya, balai tersebut dibangun di atas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang menampung 120 Sambungan Rumah (SR).

Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan IPAL Komunal tersebut merupakan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang didanai Islamic Development Bank (IDB).

"Ini merupakan realisasi kesekian kalinya. Kalau ini dibuat balai pertemuan, ada juga yang dibuat taman bermain anak atau RTH biasa," ujar Oded usai meresmikan, Senin (29/1/2018).
 

 

Dia mengatakan pemerintah pusat telah mencanangkan tahun 2019 tidak ada lagi masyarakat yang membuang limbah manusia ke sungai. Untuk itu Pemkot Bandung tahun ini akan fokus merealisasikannya.

"Nampaknya Cigending yang paling banyak masyarakat buang kotoran ke sungai. Makanya tahun ini kita prioritaskan di sini. Satu titik anggarannya sekitar 425 juta rupiah. Harapannya ke depan tidak ada lagi warga yang membuang kotoran ke sungai yang berdampak Citarum Harum terwujud," tutur Oded.

Asisten Perencanaan dan Pemrograman CPMU Kementerian PUPR Arin Mulyadi mengatakan IPAL Komunal yang digunakan sebagai balai pertemuan merupakan sebuah inovasi dari warga. Sebelumnya orang enggan membuat IPAL karena dianggap kotor, bau dan menjijikkan.

Bahkan, kata Arin, saat ini sudah banyak warga yang menghibahkan halamannya untuk dibuat IPAL. Hasilnya mereka tidak merasa kotor, karena IPAL tersebut tidak seperti yang dibayangkan oleh warga pada umumnya.

"Untuk yang sekarang ini cukup besar karena mampu menampung 120 SR. Biasanya satu infrastruktur hanya dibuat untuk 50 SR," katanya.

Ia berharap dengan adanya inovasi seperti ini warga mau membuat IPAL dan tidak lagi membuang kotoran ke sungai. "Sudah banyak sekarang inovasinya, tidak perlu khawatir bau. Bahkan di Makassar karena minim lahan mereka membuat IPAL di jalan, dan dengan rekayasa teknologi yang ada hasilnya tidak apa-apa," ujar Arin

Pantauan di lokasi, IPAL Komunal tersebut dibangun di lahan kosong yang biasa digunakan sebagai lapangan. IPAL yang berukuran sekitar 5x10 meter itu di atasnya difungsikan sebagai balai pertemuan dan pusat kegiatan warga. Untuk menyiasati bau, warga membuat pipa panjang agar sisa pengolahan bisa langsung terurai.

Selama berada di lokasi tidak ada bau sedikit pun di seputaran balai. Bahkan balai tersebut terlihat bersih dan ditumbuhi sejumlah tanaman dan pohon di sekitarnya.

Tags: