Air Limbah Genangi Pabrik IPAL Terpadu di Dayeuhkolot Bandung
Air limbah menggenangi PT MCAB, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Genangan air limbah itu berasal dari luapan Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu milik mereka sendiri.
Genangan air limbah ini muncul setelah saluran IPAL yang berada di Cisirung, Dayeuhkolot tersebut dicor oleh Satgas Citarum Harum. Sebab, diduga PT MCAB membuang limbah ke sungai Citarum tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Pantauan detikcom, Selasa (24/7/2018) limbah yang dibuang ke aliran anak Sungai Cisuminta yang bermuara ke Sungai Citarum tersendat sehingga mengakibatkan limbah membanjiri kantor tersebut.
Limbah berwarna hitam pekat, berminyak dan mengeluarkan bau tidak sedap, menggenang dan merendam sejumlah gedung di kantor tersebut. Selain itu, nampak terlihat limbah yang keluar dari bawah tanah, menyembur dan mengeluarkan buih. Genangan air limbah tersebut hampir mencapai gerbang kantor.
Kepala Desa Pasawahan Mamet Slamet sempat mengkhawatirkan limbah yang menggenangi PT MCAB meluap ke pemukiman warga sekitar.
"Memang yang kami khawatirkan itu dampak ke warga, luapan dari sini. Tapi kita sudah mendapatkan penjelasan dari pengelola IPAL luapannya itu tidak akan berimbas ke warga sekitar," katanya di kawasan IPAL Terpadu.
Ia menilai luapan limbah tersebut diakibatkan oleh pengelola limbah yang belum maksimal."Mungkin ini pengolahannya yang belum maksimal. Karena debit air yang begitu tinggi, sementara hasil yang dialihkan dari pengolahan ini kurang maksimal jadi akhirnya yang terbuang ke sungai masih dalam keadaan hitam dan mengeluarkan bau," ungkap dia
Menurutnya hingga kini Pemerintah Kabupaten Bandung terus mendorong kepada pengelola untuk memperbaiki pengajian limbah di IPAL terpadu tersebut.
"Pemerintah terus mendorong, mengupayakan bekerjasama dengan IPAL ini terus menerus komunikasi baik dengan lingkungan hidup semaksimal mungkin supaya menghasilkan air yang bersih," ujar dia.
IPAL Terpadu PT MCAB menampung limbah yang berada di 24 pabrik industri di kawasan Dayeuhkolot. IPAL Terpadu tersebut menghasilkan sekitar 12-14 ribu meter kubik per hari
"Industri langganan kita sebagian di setop. Tapi masih ada yang jalan, kita harapkan setop semua untuk pengaturan pompa-pompanya biar (kembali) stabil," kata salah satu pengelola IPAL Terpadu Nursetiawan.
Ia memastikan limbah yang membanjiri kantor PT MCAB kurang lebih 10 centi meter. "(Dari 24 pabrik) 14 berhenti dengan alasan masih ada sisa-sisa, hari ini kita setiap semua," kata dia.
Saat disinggung, ada dugaan limbah yang dibuang IPAL Terpadu tersebut tanpa melalui proses pengolahan, ia membantahnya. "Itu sudah melewati proses IPAL, justru karena kita besar debitnya, kita proses cuman belum sempurna karena kita ada proyek," ujar Nursetiawan